Bu... sungguh sangat2 berat untuk ku melakukan semua ini. hal terberat dalam hidupku adalah melihatmu menitikkan air mata. meskipun air mata haru bahagia. pliiss.. don't cry mom...
"Bu, telah datang padaku seorang ikhwan yang berniat meminangku dan 'mengambil gadismu dari pangkuanmu'." Beraaaat sekali mulut ini mengatakannya, padahal ku yakin jawabanmu pasti tak kan pernah berubah. "Ibu ikut saja jika itu keputusanmu. Asal itu yang terbaik dan bisa membuatmu bahagia". Tapi ku merasakan ada yang menyayat-nyayat hati ini melihat butiran mutiara menetes dari sudut matamu yang mulai keriput. Sesungguhnya betapapun aku meyakinkanmu bahwa aku akan selalu menjadi gadis kecilmu meski ku telah memiliki pangeran yang siap mendampingiku selamanya, tetaplah air mata itu tetap mengalir. Dan itu sangat menyakitkan buatku.
Sesungguhnya gadis kecilmu yang dulu selalu kau belai rambutnya dan kau sisiri lembut helai demi helai, kini telah mencoba menjadi gadis dewasa yang siap mengarungi bahtera rumah tangga. Sama seperti ibu yang menemukan cinta bapak, aku pun menemukan pangeran yang mencintai ku. Aku ingin seperti ibu yang bisa menjadi istri sholihah untuk keluarga, menantu idaman dan menjadi tiang keluarga sekaligus kesatria yang melahirkan dan membesarkan kami anak2mu hingga kami dewasa.
Bu, restuilah niatku ini... seperti engkau merestui anakmu mendapatkan keutamaann menggenapkan sebagian dien ini.... Bu, ridhoilah apa yang telah Allah tetapkan untuk anakmu ini. Aku berjanji tak akan ada yang berubah setelah ku menikah. karena engkaulah kebahagiaanku, senyum dan ridhomu lah yang menentukan ridhoNya pada hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar